Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, June 18, 2013

Bisnis Konveksi

Bisnis yang akan saya jalankan adalah konveksi, karena saya melihat prospek yang sangat bagus dalam bisnis tersebut. Melihat bagaimana pakaian sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, baik anak-anak, remaja sampai orang tua pun pasti membutuhkan pakaian.

Usaha ini tak pernah lesu dan selalu bisa bertahan dari berbagai kondisi ekonomi. Usaha konveksi ada beraneka ragam, misalnya usaha konveksi pakaian anak-anak, konveksi tas dan dompet, usaha konveksi berupa pembuatan topi, kerudung, kaos gaul, dan sebagainya.

kaos misalnya merupakan jenis bisnis konveksi yang selalu menggiurkan karena konsumen sudah menganggap bahwa kaos merupakan jenis pakaian yang wajib mereka miliki dalam lemari. Karena kaos merupakan jenis pakaian yang mengedepankan kenyamanan dan kreativitas pula, tidak jarang bahwa koleksi kaos kebanyakan orang akan jauh lebih banyak dari koleksi pakaian jenis lain. Selain kaos, pakaian muslimah merupakan jenis pakaian yang semakin hari semakin digandrungi karena Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia dan banyak muslimah yang akhir-akhir ini lebih sadar akan tren. Keinginan muslimah untuk tampil syar’i dan tetap modis merupakan berkah tersendiri bagi bisnis konveksi di bidang ini.

Bab 10 - Kewirausahaan dan Lingkungan

Kewirausahaan dan lingkungan global
                Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan factor-faktor lingkungan diluar perusahaan, baik pada skala nasional, regional maupun  global. Kegiatan operasional perusahaan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kondisi dan perkembangan perekonomian global.
                Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wirausahawan Indonesia, baik yang bergerak dalam aktivitas local maupun global, adalah terjadinya berbagai perubahan yang dipicu oleh perkembangan teknologi yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.       Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing.
2.       Perkembangan teknologi da informasi.
3.       Perkembangan teknologi barang substitusi.
4.       Berbagai penemuan baru.adaptasi teknologi yang siap pakai.
5.       Strategi perkembangan teknologi nasional.
6.       Adaptasi teknologi yang siap pakai.
7.       Biaya penelitian dan pengembangan oleh perusahaan pesaing atau perusahaan-perusahaan dalam satu industry.
8.       Siklus hidup produk (product life cycle).
9.       Terobosan- terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik dibidang input, pengolahan dan pemasaran.
10.   Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan.
Kewirausahaan sebagai pemicu perekonomian Negara
                Keunggulan wirausaha dalam mendukung perekonomian Negara yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta menciptakan perubahan dan kompetisi.
                Dalam upaya memicu pertunbuhan ekonomi sekaligus mempengaruhi kehidupan social ekonomi masyarakat, wirausahawan melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1.       Menciptakan lapangan pekerjaan.
2.       Meningkatkan kualitas hidup.
3.       Meningkatkan pemerataan pendapatan.
4.       Memanfaatkan dan memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan produktivitas nasional.
5.       Meningkatkan penerimaan pemerintah melalui pajak.
Kebersamaan dan Etika Bisnis
                  Pengusaha dianggap memiliki kemampuan kewirausahaan yang andal apabila pengusaha tersebut mampu memanfaatkan, mencari, dan menciptakan peluang bisnis serta mampu menerapkan asas kebersamaan dan menjalankan etika bisnis secara total.
Asas Etika Bisnis yang Sehat
                  Beberapa pedoman sebagai dasar berpikir dan bertindak dalam penerapan etika bisnis yang sehat, antara lain  :
a)      Selalu menjaga kualitas produk dan jasa pada pelanggan elalui kewajaran dan keterbukaan.
b)     Kebersamaan dengan unsur internal dengan menghindari kesan bahwa perusahaan mengeksploitasi karyawan secara tidak manusiawi.
c)      Kebersamaan dengan lingkungan dalam menjaga kelestarian dan menghindari polusi yang menggangu masyarakat.
d)     Dalam proses bisnis atau transaksi usaha, selalu didukung dengan upaya penghayatan nilai dan norma bisnis  serta kebiasaan atau esensi dunia usaha yang berlaku.
e)      Menghindari cara-cara yang tidak etis dalam persaingan bisnis.


Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)

Bab 9 - Merancang Strategi Pemasaran

Semua aktivitas pemasaran diarahkan untuk memengaruhi konsumen agar membeli barang atau jasa yang kita tawarkan dan mereka merasakan suatu kepuasan tersendiri keberhasilan dalam memasarkan prosuk bergantung pada kualitas tempat, produk, harga, dan promosi. Selain itu, juga ditentukan oleh apakah produk tersebut dapat menjadi leader (pemimpin) produk dan menjadi acuan produk lain, memenuhi target pada segmen pasar tertentu, dan memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain. Faktor lain adalah unsur manusia yang berperan serta dalam pemasaran. SDM pemasaran harus dapat mengatur diri sendiri, berbuat sesuai dengan ketentuan, dan membuat konsumen puas dan bangga.

1. Pemasaran
kurangnya pemahaman para pengusaha tentang pentingnya pemasaran selama ini mengakibatkan kurangnya upaya untuk meningkatkan kualitas pemasarannya. pengusaha kecil berfikiran bahwa peningkatan biaya overload akan meningkatkan efesiensi atau perputaran barang, sementara peningkatan biaya untuk pemasaran hanya menghasilkan keuntungan yang belum jelas.
Pemasaran tidak hanya mengenai penjualan, pemasangan iklan, atau memajang produk di etalase saja, pemasaran merupakan suatu proses yang utuh tentang kemampuan menawarkan barang atau jasa yang tepat, pada waktu yang tepat dan lokasi yang tepat  pula. Kondisi tersebut memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik penjual maupun pembeli. 

Anda dapat dikatakan berhasil dalam melakukan upaya pemasaran apabila telah menghasilkan dua hal berikut:

1. pembeli melakukan pembelian ulang
dengan memberikan kepuasan terhadap konsumen biasanya menumbulkan dorongan pembeli untuk datang kembali dengan melakukan pembelian ulang. Kepuasan pembeli dapat terjadi dan dirasakan mulai dari kedatangannya ke lokasi usaha Anda sehingga mereka menggunakan barang yang telah dibelinya merasa mendapatkan nilai-nilai tertentu sesuai harapannya.

2. Pembeli merekomendasikan Produk ke Orang Lain
Dari nilai yang didapatkan oleh pelanggan atau konsumen sebelumnya dimana mereka merasa puas dan bangga menggunakan produk tersebut, biasanya membuat seseorang untuk bercerita dan berani merekomendasikan kepada teman, sahabat, kenalan, atau keluarganya agar membeli produk yang pernah atau sedang digunakannya.

Untuk mendapatkan hasl pemasaran yang sesuai, maka secara umum dapat dilakukan proses pemasaran sebagai berikut:
a. pengenalan pasar : pemasar mengetahui potensi pembeli dan mengetahui akan kebutuhannya. dari situ kita akan menilai apakah kita sanggup memenuhi kebutuhan pembeli.
b. Strategi Pemasaran : Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan pasar target atau selera konsumen yang dituju.
c. Bauran pemasaran : merupakan alat yang digunakan dalam menjalankan strategi yang telah dipilih ( baik produk, harga, lokasi/tempat, maupun promosi) dan usaha usaha lain dalam penyampaian nilai sehingga sesuai dengan keinginan pembeli yang akan dituju.
d. Evaluasi Pemasaran : dilakukan untuk melihat keberhasilan usaha-usaha pemasaran yang telah dilakukan, perlukah dilakukan perbaikan-perbaikan atau koreksi-koreksi.



Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)

Bab 8 - Mengelola Keuangan Usaha

Wirausahawan yang teliti adalah seorang wirausahawan yang mampu mengelola keuangan dengan baik. Dalam pengelolaan keuangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

  • Sumber/asal modal uang yang diperlukan untuk menjalankan usahanya. Hal ini menyangkut permodalan usaha.
  • Penggunaan dan pengaturan keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.
  • Peningkatan profitabilitas/keuntungan usaha.
Dalam suatu perusahaan terdapat tiga macam modal yang harus dikelola dengan baik.


1. Modal Investasi Awal

Modal investasi awal merupakan jenis modal yang harus dikeluarkan pada awal dimulainya usaha, dan biasanya digunakan untuk jangka panjang. Contohnya kendaraan, komputer, dan peralatan kantor. Nilai dari modal ini sangat besar tetapi akan menyusut dari tahun ke tahun.


2. Modal Kerja

Modal kerja merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk membeli atau membuat barang yang akan dijual ke pelanggan. Modal kerja ini dapat dikeluarkan setiap bulan, atau pada waktu-waktu tertentu ketika ada pesanan terhadap barang yang dijual. Tanpa modal kerja, wirausaha tidak dapat menyelesaikan order atau tidak memiliki barang dagangan. Contoh modal kerja adalah bahan baku dan bahan penolong.


3. Modal Operasional

Modal operasional adalah modal yang harus dikeluarkan untuk membayar biaya operasi bulanan dari suatu usaha, seperti pembayaran gaji karyawan, PLN, air, bahkan retribusi.


Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)

Bab 7 - Perencanaan dan Operasional Usaha

Perencanaan dan Operasional Usaha


Kaidah Perencanaan Usaha

Perencanaan yang baik untuk sebuah usaha baru perlu dirumuskan, dan untuk itu, cobalah untuk berpikir dengan SMART (Specific, Measureable, Achievable, Reality, Trackable) yang dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut :
  1. Specific, mengandung arti bahwa perencanaan yang dibuat tidak akan bermakna ganda, sehingga pencapaian tujuan akan lebih terarah karena dalam perencanaan tersebut lebih terfokus dan sangat jelas mengenai apa yang diinginkan.
  2. Measurable, perencanaan yang dibuat harus dapat terukur, sehingga kita akan tahu kapan perencanaan tersebut telah tercapai.
  3. Achieable, bahwa perencanaan yang telah dibuat tersebut harus dapat dicapai, jangan terlalu jauh memikirkan hal-hal yang besar, kita harus memmecahnya menjadi lebih kecil.
  4. Reality, dimana perencanaan yang baik perlu memenuhi syarat faktual dan realitis.
  5. Trackable atau Timely, setiap perencanaan yang telah dibuat dalam pencapaian tujuan usaha, harus dapat dilacak untuk mengetahui setiap kemajuan.
Penentuan lokasi dan fasilitas pendukung (layout)
untuk memilih lokasi perlu dipertimbangkan sesuai dengan keperluannya, yaitu antara lain:
1. lokasi kantor, yaitu diperuntukan sebagai tempat pengendalian kegiatan operasional unit dibawahnya.
2. Lokasi pabrik, yaitu lokasi yang digunakan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa.
3. lokasi gudang, merupakan tempat penyimpanan barang milik perusahaan baik barang yang masuk maupun barang yang keluar.
4. lokasi cabang, yaitu lokasi kegiatan usaha perusahaan dalam melayani konsumennya langsung pada wilayah-wilayah tertentu.

ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi, yaitu :
1. dekat dengan pasar atau pelanggan
2. dekat dengan sarana transprotasi
3. pasokan tenaga kerja terjamin kesediaannya
4. listrik, air, dan prasarana lainnya
5. dekat dengan lembaga keuangan
6. dekat dengan kawasan industri pendukung
7. dekat dengan pusat pemerintahan
8. lokasi dapat dikembangkan
9. pertimbangan sosial budaya masyarakat lingkungannya
10. hukum yang berlaku dilingkungan tersebut.
11. dekat dengan pelabuhan, bandara, stasiun dan terminal
12. besar nya nilai investasi untuk lokasi
13. nilai ekonomis masa datang dari lokasi
14. iklim dan tekstur tanah serta pertimbangan lainnya.



Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)



Monday, June 17, 2013

Kisah Sukses Chairul Tanjung

Chairul Tanjung: “Ibuku adalah Kunci Sukses Saya”


1355496486147462909
Pak CT berbagi pengalaman dan pembelajaranya di TB Gramedia, Basuki Rachmat, Surabaya, 10/11/2012 (Foto: koleksi pribadi penulis)
Pada Sabtu, 10 November 2012, saya menyempatkan diri datang ke Toko Buku  Gramedia, Jalan Basuki Rachmat, Surabaya. Khusus untuk menghadiri acara “Sharing, Learning, Book Signing,” bersama  Chairul Tanjung. Tentu saja, tidak lupa membawa buku Chairul Tanjung, Si Anak Singkong yang sudah saya beli sejak pertamakali terbit untuk ditandatangani oleh Pak CT (panggilan akrab Chairul Tanjung).
Buku yang sangat inspiratif ini pada 17 November 2012, telah mendapat penghargaan sebagai “Book of the Year” oleh Ikatan Penerbit Buku Indonesia (IKAPI).
Ternyata, peminat acara ini sangat banyak. Bagian ruangan dari Toko Buku Gramedia yang dikhususkan untuk acara tersebut terasa penuh sesak. “Beruntung,” meskipun hanya bisa berdiri, posisi saya hanya sekitar 3 meter dari tempat Pak CT berbicara, berbagi pengalamannya itu.
Acaranya dimulai sekitar pukul 16:30 – 18:30 WIB. Durasi yang 2,5 jam itu tidak terasa lamanya, bahkan terasa kurang untuk mendengar langsung dari Pak CT tentang pengalaman hidupnya dalam mencapai kesuksesan besar sebagai salah satu konglomerat, dan orang terkaya kelima di Indonesia menurut versi Majalah Forbes.
Selain secara singkat menceritakan pengalaman suksesnya, Pak CT juga menyampaikan ambisi, cita-cita, visi dan misinya demi memajukan bangsa dan negara ini. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar, negara maju dan disegani di dunia ini.
Kata Pak CT, salah satu unsur utama untuk bisa mencapai cita-cita tersebut adalahhuman resources, sumber daya manusia (SDM). Kita harus bisa mengubah keadaan, dari selama ini sebagai negara yang berbasis buruh murah, menjadi negara yang berbasis SDM berilmupengetahuan dan berteknologi tinggi. Dengan mempunyai SDM seperti ini, maka Indonesia dapat menjadi negara maju yang berpenghasilan tinggi.
Lanjut Pak CT, rakyat Indonesia itu jumlahnya sangat banyak, lebih 240 juta. Penduduknya itu harus terdidik, harus sehat. Karena kalau dia tidak terdidik, dia tidak sehat, maka dia akan menjadi beban. Selain harus sehat dan terdidik, dia itu harus kreatif, inovatif dan harus produktif. Kepada mereka yang masih belajar, mahasiswa, janganlah bermimpi menjadi pekerja, tetapi bermimpilah menjadi pencipta lapangan kerja.
Menjawab pertanyaan seorang peserta acara itu, CT menyampaikan nasihatnya sebagai berikut, untuk menjadi “from nobody to be somebody, from nobody to be something, mulailah dari sesuatu yang kecil, yang memang paling mampu kita lakukan. Mulailah dari yang dekat. Jangan pernah mimpi, saya harus begini, besok jadi konglomerat. Tidak mungkin bisa. Mulailah dari menapak anak tangga demi anak tangga.
“Waktu saya kuliah, saya berusaha cari uang bukan berpikir supaya menjadi konglomerat. Bukan. Apa itu konglomerat saja waktu itu tidak mengerti. Mulailah dari lingkungan terdekat, yang bisa kita jangkau. Paling penting adalah do something, kerjakan sesuatu. Jangan mimpi terus, tidak berbuat sesuatu. Lakukan sesuatu, action, sekecil apapun. …”
13554982471198431806
Pak CT ketika berbagi pengalaman dan kiat suksesnya. (Foto: koleksi pribadi penulis)
Membuat buku, menjualnya dengan harga yang relatif terjangkau, mengadakan acara semacam ini di berbagai kota di Indonesia, adalah bagian kecil dari strategi pencapaian cita-cita Pak CT untuk membuat Indonesia menjadi negara besar, yang diperhitungkan oleh dunia internasional.
Dengan berbagi pengalaman yang ditulis dibukunya, dan berkomunikasi langsung dengan para generasi muda, seperti ini, diharapkan akan membuat semakin banyak anak muda yang termotivasi untuk maju menjadi pengusaha besar seperti dirinya. Terciptanya “1.000 konglomerat” adalah salah satu impian Pak CT.
Beberapa tahun sebelumnya, sebenarnya pihak Penerbit Gramedia-Kompas, dalam hal ini Tjahja Gunawan Diredja,  sudah beberapakali menghubungi Pak CT agar bersedia membuat buku tentang dirinya; seorang pengusaha besar yang dalam usianya yang masih muda telah mencapai kesuksesan yang sedemikian mengagumkan. Ketika hampir semua perusahaan besar, termasuk para konglomerat berjatuhan di masa krisis moneter, perusahaan-perusahaan milik CT di bawah bendera Para Grup tetap bisa eksis. Bank Mega, miliknya, bukan saja mampu bertahan di masa krisis tersebut, tetapi juga bahkan meraih untung besar lewat transaksi pinjaman antarbank (call money).
Tetapi, waktu itu Pak CT menolak secara halus ide pembuatan buku tentang dirinya itu. Alasan masih merasa kurang layak kisah hidupnya dibukukan. Lagipula, merasa tidak enak, ketika banyak pihak yang jatuh dalam kesusahan, justru dia menampilkan diri sebagai orang sukses. Seolah-olah menyombongkan diri.
Seiring berlalunya waktu, setelah beberapakali berusaha meyakinkan Pak CT, dengan dasar pemikiran bahwa bukunya tersebut akan dibuat menjadi sebuah buku yang penuh inspirasi dan motivasi bagi generasi muda bangsa, akhirnya Pak CT mau juga kisah hidup, atau lebih tepatnya kisah suksesnya itu dibukukan. Tahun 2012 pun dipilih untuk peluncuran bukunya yang berjudul Chairul Tanjung, si Anak Singkong itu, bertepatan dengan perayaan HUT Pak CT yang ke-50.
Pak CT, seperti yang dituturkan oleh Tjahja Gunawan Diredja, penulis buku tersebut, sebenarnya ingin yang menulis buku biografinya itu adalah Ramadhan K.H., seorang penulis besar “khusus” biografi, yang dikagumi Pak CT. Tetapi karena yang bersangkutan sudah meninggal dunia, maka  Tjahja Gunawan Diredja-lah yang menulisnya. Seorang wartawan senior dari Harian Kompas.
13554986331129465784
Pak CT dan Tjahja Gunawan Diredja (Foto: koleksi pribadi)
(Mengenai penulisan buku ini sendiri sebenarnya sempat diwarnai dengan permasalahan antara Tjahja dengan seorang sahabatnya yang bernama Inu Febriana, yang mengaku sebagai ghost writer buku tersebut. Dia mempermasalhan pembagian royalti dan penyebutan nama di buku itu. Sedangkan Tjahja mengaku, benar Inu-lah yang membuat transkrip dari wawancara-wawancara yang dijadikan bahan penulisan buku, tetapi bukan seorang ghost writer. Selengkapnya, silakan baca di sini).
Pak CT berpesan kepada Tjahja agar menulis bukunya itu harus dibuat dengan bahasa yang sederhana, gampang dimengerti oleh semua orang, tidak berkesan menyanjungkan diri sendiri dan merendahkan orang lain, dan sebagainya. Pokoknya mirip seperti yang ditulis Ramadhan K.H. Tjahja mengaku, demi memenuhi kehendak Pak CT itu, dia sampai membaca habis beberapa buku biografi karya Ramadhan K.H.
Agar bukunya tersebut sedapat mungkin bisa terjangkau daya beli sebanyak mungkin orang, Pak CT sampai berunding langsung dengan pimpinan Penerbit Gramedia-Kompas mengenai harga jual bukunya tersebut. Pak CT mengatakan, pokoknya bukunya itu harus dijual semurah mungkin. Untuk itu, pihak Penerbit tidak usah membayar kepadanya sepeser pun royaltinya dari hasil penjualan buku tersebut.
Menurut Pak CT, normalnya buku setebal bukunya itu harga jualnya di atas Rp 100.000 per eksemplar. Namun, dari hasil perundingan tersebut, akhirnya disepakati harga jualnya Rp 58.000. Itu pun masih berusaha ditawar oleh Pak CT, tetapi pimpinan Penerbit Gramedia-Kompas itu angkat tangan. Katanya, kalau lebih murah lagi, berarti pihaknya harus nombok.
Dari sekian banyak pemaparan Pak CT, termasuk ketika menjawab beberapa pertanyaan peserta acara, salah satu pesan yang sangat mendalam bagi saya adalah ketika dia memberitahu tentang kunci suksesnya. Kunci sukses itu kelihatanya sangat sederhana dan umum, tetapi bagi Pak CT justru kunci sukses tersebut adalah yang paling besar, yang paling utama. Yang membuatnya menjadi seperti sekarang. Kunci sukses itu, tak lain adalah ibunya sendiri. Bagi Pak CT, ibunya itu adalah segala-galanya. Tidak ada orang sukses di muka bumi ini yang tidak menghormati orangtuanya, terutama sekali ibunya.
Pengalaman di masanya awal kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia merupakan momentum bagi Pak CT sehingga begitu menghormati dan menyayangi ibunya. Seperti yang dikisahkan di bukunya itu. Ketika itu sebetulnya orangtuanya tidak mampu untuk membiayai masuk kuliah Pak CT. Tetapi, kemudian ibunya diam-diam menjual kain batik halus kesayangannya untuk mencukupi membayar biaya masuk kuliah anak laki-laki kesayangannya itu.
Ketika ibunya memberitahukan hal itu kepada Pak CT dengan maksud mendorong anaknya belajar dengan sungguh-sungguh, Pak CT yang sudah senang bisa kuliah di Fakultas Kedokteran UI itu sangat terperanjat. Tidak menyangka sampai sedemikian dalam kasih dan pengorbanan ibunya kepadanya itu. Sejak itulah dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak lagi membebani orangtuanya, dengan belajar sungguh-sungguh dan berusaha mencari penghasilan sendiri. Usaha itu dimulai dengan menjual jasa fotokopi di kampusnya.
Ketika menjawab pertanyaan peserta tentang kunci suksesnya, Pak CT menyampaikan tentang pandangannya terhadap ibu(nya),  sebagai berikut:
“Di mana-mana peran ibu menjadi kunci yang besar. Di agama yang saya anut, selalu mengedepankan peran ibu sangat penting.
Pertama itu selalu ibu, yang kedua ibu, yang ketiga ibu. Baru yang keempat bapak. Peran ibu itu begitu luar biasa.
(Oleh karena itu) yang masih memiliki ibu, memiliki orangtua. Jaga, rawat, hormati, jangan pernah sakiti hatinya. Kenapa? Ibu adalah “jimat” kesuksesan saya dan anda.
Tidak pernah ada orang sukses yang tidak hormat pada orangtuanya. Apalagi kepada ibunya. Karena ibu itu kalau berdoa, paling lempeng, paling cepat diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi, betul, ibu adalah kunci dari kesuksesan saya, dan anda!”
1355498706231948371
Peserta yang memenuhi ruangan acara di TB Gramedia, Basuki Rachmat, Surabaya, 10/11/2012 (Foto: Koleksi pribadi)
Pak CT memang tidak akan pernah lupa kepada ibunya seumur hidupnya.
Di bukunya itu pula, Pak CT mengisahkan tentang permintaan ibunya yang hendak naik haji. Ketika itu, Pak CT sudah menjadi pengusaha besar yang sukses. Sudah punya Bank Mega, dan sebagainya. Permintaan ibunya yang disampaikan langsung kepada Pak CT itu sempat membuat Pak CT bimbang. Bukan soal apa, tetapi soal siapakah yang bisa mendampingi ibunya ke Mekkah untuk naik haji itu. Kalau mau, tentu saja dia tinggal menyuruh salah satu orang kepercayaannya, atau kerabatnya untuk keperluan tersebut. Sebab, Pak CT sendiri sudah sangat sibuk. Kalau dia sendiri yang mendampingi ibunya tentu banyak pekerjaan yang harus ditinggalkannya.
Namun akhirnya, Pak CT mengikuti suara hatinya. Dia memutuskan dia sendirilah yang mendampingi ibunya naik haji, sekalian dia ikut naik haji. Mendelegasikan semua pekerjaan yang ditinggalkannya selama di Mekkah kepada orang kepercayaannya.
Ternyata, selama di Mekkah itulah Pak CT mendapat banyak sekali pengalaman rohani, yang membuat dia semakin mencintai ibunya, dan semakin yakin keputusannya untuk mendampingi ibunya adalah sesuatu yang bukan saja tepat, tetapi sudah merupakan suatu amanah.
Sejak pulang dari naik haji mendampingi ibunya itu, Pak CT mengaku, korporasinya di bawah nama Para Grup mengalami kemajuan yang jauh lebih pesat daripada sebelumnya. Sejak 11 Desember 2011, nama Para Grup diganti dengan nama CT Corp. “CT” adalah inisial dari namanya sendiri, Chairul Tanjung.
Perusahaan-perusahan besar terkenal yang bernaung di bawah CT Corp, antara lain adalah Bank Mega dan Asuransi Mega, Trans TV dan Trans7, Trans Studio, Bandung Supermal, Carrefour,  Metro Department Store, detik.com, Coffe Bean and Tea Leaf, Baskin Robbins, Wendys,  PT Mahagaya Perdana pemegang merek-merek mewah internasional; Prada, Miu Miu, Tod’s, Aigner, Brioni, Celio, Hugo Boss, Francesco Biasia, Jimmy Choo, Canali, dan Mango, dan masih banyak lagi perusahaan besar milik Pak CT yang bernaung di bawah bendera CT Corp itu yang bergerak di bidang jasa keuangan, perhotelan, traveling, perkebunan, dan lain-lain.
Pada 20 November 2012, saham Carrefour telah dibeli 100 persen oleh CT Corp. Nama “Carrefour” akan menjadi “Trans Carrefour.” Nama dan logo Carrefour akan semakin kecil dan akhirnya “menghilang” dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Diganti dengan nama “Trans … ” dengan logo baru.
Ini adalah cuplikan pesan Pak CT kepada semua peserta acara tentang arti seorang ibu baginya (video milik pribadi):

Pada waktu acara penandatanganan buku, terjadilah antrian yang cukup panjang. Ketika giliran saya, setelah buku saya ditandatangan, saya sengaja menyodor tangan saya untuk berjabat tangan dengan Pak CT. Dengan tersenyum ramah, dia menjabat tangan saya, sambil berkata, “Terima kasih, ya, Mas.”
Setelah acara selesai, sebagian peserta masih mengajak Pak CT untuk foto bersama. Meskipun Pak CT harus segera ke Bandara Juanda, karena harus ke Singapura malam itu, Pak CT masih saja mau meladeni permintaan foto bersama itu.
1355533196689711493
Buku CHAIRUL TANJUNG, SI ANAK SINGKONG milik saya yang telah ditandatangani oleh Pak CT (atas) dan Pak Tjahja Gunawan Diredja (bawah) (Foto: Koleksi pribadi penulis)
Akhirnya, karena waktu semakin mepet, Pak CT minta maaf, mengatakan dia harus segera ke Bandara Juanda, karena mau ke Singapura. Waktu Pak CT berjalan tergesa-gesa melewati saya, tanpa ragu, saya kembali menyodorkan tangan saya untuk berjabat tangan lagi dengan dia. Kalau orang lain, mungkin akan mengabaikan, tetapi tidak bagi Pak CT. Dia masih menyempatkan diri berhenti sejenak untuk menyambut ajakan jabat tangan saya itu, “Selamat jalan, ya, Pak. Terima kasih,” kata saya. Pak CT mengangguk, tersenyum.
Saya yang baru pertamakali bertemu langsung dengan Pak CT mendapat kesan bahwa dia adalah seorang konglomerat muda paling sukses, tetapi sangat rendah hati dan bersahaja. Komitmennya untuk menyumbangkan, berbagi pengalaman suksesnya demi kemajuan bangsa dan negara dicintainya ini, tak diragukan sedikitpun.
Pak CT telah banyak memberi sumbangan bagi kemajuan negara ini, antara lain dengan membuka lapangan kerja bagi sedikitnya 75.000 orang yang bekerja di bawah bendera CT Corp., demikian juga dengan misi-misi kemanusiaan yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaannya dalam rangka Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, atau Corporate Social Responsibility ( CSR), maupun misi-misi kemanusiaan dari dirinya sebagai pribadi.
Sosok PT CT memang patut menjadi panutan. Terutama bagi generasi muda bangsa, untuk bersama membangun negeri ini. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara maju, berpenghasilan tinggi bagi rakyatnya. ***


Thursday, May 16, 2013

Bab 6 - Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha


Mengenali Hingga Memilih Peluang Usaha yang Tepat

Memilih usaha sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita, yaitu usaha yang kita sukai atau kita mempunyai kompetensi dalam bidang usaha tersebut. Hal tersebut dapat membuat kita terhindar atau paling tidak menekan sekecil mungkin adanya  kerugian yang dapat menghabiskan modal yang dimiliki. Rencana usaha tidak harus muluk-muluk, cukup sederhana saja, tetapi prospeknya bagus. Caranya adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling kita. Semuanya dapat diukur dengan salah satu alat yaitu menggunakan analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) atau yang lebih dikenal dengan sebutan analisis SWOT.  Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT.
  1. Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Contoh: lokasi di dekat kampus atau mall dapat dikembangkan menjadi kos-kosan, warnet, rental computer, dan masih banyak lagi.
  2. Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. Contoh: sebaiknya jangan membuka usaha rental computer, tetapi tidak mengetahui sama sekali keterampilan dalam mengoperasikan computer.
  3. Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Contoh: membuka usaha fotokopi dilingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin dilingkungan perkantoran, dan lain-lain.
  4. Melihat  ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang lebih baik dari kita. Contoh: investasi saham, di mana kita tidak memiliki cukup ilmu tentangnya atau bermain dipasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi disekitar kita. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat kita manfaatkan, misal:
  1. Mengenali kebutuhan pasar
  2. Mengembangkan produk yang telah ada dipasaran
  3. Memadukan bisnis-bisnis yang ada
  4. Mengenali kecenderungan (tren) yang terjadi
  5. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang ternyata setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang luar biasa.
  6. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku)
Cara Memulai Bisnis

Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai bisnis (usaha), baik itu dilakukan sendiri maupun bersama teman-teman, adalah sebagai berikut:
  1. Memulai Bisnis Baru
Memulai bisnis baru merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula. Terdapat tiga bentuk usaha yang bias dirintis oleh Anda, yaitu:
a.       Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri.
b.      Persekutuan (Partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih.
c.       Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan usaha dengan modal berupa saham.
  1. Membeli Bisnis yang Sudah Ada
Membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan nama (goodwill)dan organisasi usaha yang sudah ada.
  1. Mengembangkan Bisnis yang Sudah Ada
Mengembangkan bisnis yang sudah ada biasanya terjadi pada perusahaan keluarga.
  1. Memilih usaha franchise
Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama antara pewaralaba (franchisor) dengan terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.


Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha

Sebuah mimpi akan tetap menjadi mimpi jika tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. Mimpi boleh saja besar, tetapi anda harus bisa memulainya sekarang mulai dari skala kecil. Dari tindakan kecil ini, anda bisa mendapatkan pelajaran berharga yang bisa kita gunakan untuk memperbaiki tindakan yang berikutnya, sehingga akhirnya seluruh mimpi bisa terwujud.


Berikut ada beberapa contoh bidang usaha yang menjadi pilihan para pemula atau wirausahawan baru adalah.
  1. Usaha di bidang makanan atau kuliner
  2. Usaha pakaian dan perhiasan
  3. Usaha yang terkait dengan tempat tinggal
  4. Usaha pendidikan
  5. Usaha yang terkait dengan rekreasi
  6. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha.
Dibawah ini beberapa bentuk badan hokum usaha di Indonesia dan beberapa pertimbangan untuk dapat memilih salah satu diantaranya yang paling tepat:

  1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perorangan merupakan perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.

  1. Persekutuan
Bentuk legal suatu bisnis yang dimiliki dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam persekutuan terdapat dua macam kategori, yaitu sekutu umum dan sekutu terbatas.

  1. Perseroan
Perseroan merupakan organisasi bisnis yang berbentuk badan hokum, dimana tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya.

  1. Koperasi
Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan hokum, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.


Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)

Thursday, April 25, 2013

Bab 5 - Kreativitas dan Inovasi dalam Berwirausaha

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam penyelesaian masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).

Tuntutan Kreativitas dalam Bisnis Masa Kini

Demikian pentingnya kreativitas dalam menghadapi perubahan dan tantangan bisnis yang terjadi saat ini menyebabkan pengusaha harus terus-menerus membuka jalan untuk menularkan atau memastikan bahwa karyawannya dapat mengembangkan diri dengan baik dan mengikuti perkembangan teknologi terkini.

Hambatan dan Teknik Meningkatkan Kreativitas

1. Hambatan Kreativitas

Seorang pakar mengartikan hambatan kreativitas sebagai "mental walls which block the problem solver from correctly perceiving a problrm or conceiving its solution", yaitu dinding atau bangunan mental yang menghambat kita untuk memahami atau menemukan pemecahan atas suatu masalah.

Secara rinci, hambatan-hambatan kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Hambatan Psikologis
  • Hambatan Budaya
  • Hambatan Lingkungan
  • Hambatan Bahasa Berpikir
  • Hambatan Keterpakuan Fungsional
  • Hambatan Kebiasaan Memandang
2. Teknik Meningkatkan Kreativitas
 
Cara-cara meningkatkan  kreativitas dalam proses pemecahan masalah :
  • Perumusan masalah secara kreatif
Sudah jelas bahwa perumusan masalah sangat penting sebagai langkah untuk memulai suatu proses penyelesaian.
  • Bertanya dan bertanya
Intinya adalah dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar terciptanya solusi yang kreatif.
  • Curah gagasan
Salah satu teknik dalam kelompok untuk mengembangkan kreativitas adalah curah gagasan.
  • Orang aneh
Maksudnya adalah memasukkan orang lain yang tidak begitu tahu tentang bidang pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan masalahnya.
  • Iklim kreatif
Teknik terakhir dalam pemecahan masalah secara kreatif dalam kelompok adalah menciptakan iklim kreatif.



Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)




Wednesday, April 24, 2013

Bab 4 - Motivasi Menjadi Pengusaha Sukses

Mengalahkan Mitos

Mitos : Wirausaha merupakan bakat dan keturunan
Bakat memang dapat membantu seseorang menjadi pengusaha, namun bukanlah satu-satunya penentu untuk menjadi pengusaha.

Mitos : Pengusaha adalah pelaku, bukan pemikir
Pengusaha merupakan pelaku dan pemikir, memikirkan untuk mencapai kesuksesan.

Mitos : Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk
Seperti semua disiplin ilmu lain, kewirausahaan mempunyai model, proses, atau studi kasus yang menjelaskan bahwa karakteristik kewirausahaan sebenarnya dapat diciptakan.

Mitos : Pengusaha adalah selalu sebagai investor
Pendapat yang menyatakan bahwa pengusaha adalah mereka yang bertindak sebagai investor atau orang yang menyetorkan modalnya tidak salah, namun akan menjadi salah apabila hal tersebut dianggap sebagai satu-satunya, sebab seorang investor juga harus memiliki perilaku yang inovatif.

Mitos : Pengusaha membutuhkan keberuntungan
Pada "tempat dan waktu yang tepat" selalu terdapat keberuntungan, tetapi yang pasti "keberuntungan" terjadi ketika sudah dilakukan persiapan untuk menemukan peluang.

Mitos : Pengusaha harus selalu sukses dan tidak boleh gagal
Persepsi ini sangat keliru, karena pengusaha yang sukses selalu membangun bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak yang mengalami kegalalan. Merupakan hal yang wajar bila pengusaha mengalami sejumlah kegagalan sebelum meraih kesuksesan.

Mitos : Pengusaha adalah sama seperti penjudi
Pengusaha tidak dapat dikatakan sama dengan penjudi. Semua hal berkenaan dengan usaha pasti tidak terlepas dari sebuah risiko, dari risiko kecil sampai besar.

Mengubah Pola Pikir

Menurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki oleh pengusaha adalah :
1. Pengusaha sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru.
2. Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang ketat.
3. Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas.
4. Pengusaha berfokus pada pelaksanaan.
5. Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.

Motivasi Berprestasi

Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah :
a. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil risiko untuk mengejar tujuan.
b. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada.
c. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasil.
d. Mau belajar dari pengalaman dalam menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu.
e. Memupuk dan mengembangkan pribadi unggul secara terus-menerus.

Memanfaatkan Kekuatan Bawah Sadar

Menggunakan kekuatan yang terfokus pada keinginan untuk merasakan suatu kesenangan atau kesengsaraan mampu menimbulkan energi dasyat dalam hidup.




Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)





Bab 3 - Menerapkan Sikap mental Bisnis Orang Cina

Mengembangkan Sikap Mental Bisnis Orang Cina

1. Falsafah dan Budaya Bisnis Cina

Berikut ini adalah falsafah bisnis orang Cina :
1. Untuk mencapai sukses orang cina harus berdagang.
2. Berdagang dapat dijadikan sebagai hobi tetapi bukan untuk mengisi waktu luang.
3. Pengalaman berdagang diberikan kepada anak cucu agar mereka mengenal ilmu perdagangan sehingga memiliki sikap mental yang matang dan terampil dalam berdagang.
4. Keuntungan yang diperoleh sebaiknya tidak dibelanjakan.
5. Orang Cina suka perdagangan yang memberikan keuntungan jangka panjang dan berkelanjutan dalam waktu yang lama.
6. Pedagang yang jatuh akan merasa sakit, tetapi rasa sakit itulah yang membuatnya bangkit kembali.

2. Sistem dan Seni Bisnis Cina

Secara singkat, sistem bisnis Cina dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Orang Cina mengizinkan pelanggannya membuat pilihan sendiri tanpa ada tekanan dari pemilik.
2. Sukses bisnis tidak menggunakan jalan pintas.
3. Pelanggan lama diberikan kebebasan dan pelayanan yang istimewa sedangkan pelanggan baru diiming-imingi dengan potongan harga dan kemudahan kredit.
4. Pekerja dalam sistem bisnis Cina adalah bagian yang tidak terpisahkan dari entitas bisnis.

3. Etika dan Rahasia Keberhasilan Orang Cina

Berikut adalah rahasia keberhasilan orang Cina :
1. Beberapa faktor yang mendorong keberhasilan orang Cina adalah banyaknya kemiskinan, perasaan kurang aman ditempat orang lain, kemampuan bertahan hidup di tempat orang lain, tidak adanya pilihan lain, dan ajaran falsafah hidup konfusiusme.
2. Dalam sistem sosial orang Cina, anak laki-laki adalah ahli waris keturunan.
3. Uang jangan pernah dijadikan sebagai penghalang.

Berikut adalah etika bisnis Cina :
1. Melarang penggunaan cara-cara kotor untuk menjatuhkan orang lain karena cara tersebut dianggap perbuatan yang terkutuk.
2. Pedagang dilarang mengganggu dan menjelek-jelekkan kegiatan perdagangan orang lain.
3. Pedagang tidak boleh terlalu kaku, namun sebaliknya perlu memperbolehkan proses tawar-menawar.

4. Cara Bisnis Orang Cina

Berikut adalah cara-cara bisnis orang Cina :
1. Untuk dapat menjadi pedagang sukses harus mendapatkan keyakinan dari pelanggan.
2. Tidak boleh pelit mengeluarkan biaya tambahan untuk memikat hati pelanggan.
3. Bekerja minimal 18 jam sehari.
4. Harus fleksibel dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.
5. Tempat usaha harus mudah diakses dan menarik perhatian konsumen untuk mengunjunginya.
6. Tidak boleh semata-mata mengikuti pola pikirnya, tetapi mengikuti perilaku, minat, dan kehendak orang banyak.
7. Bekerja sendiri supaya dapat mandiri serta memiliki daya juang, semangat tinggi dan pantang menyerah.
8. Citra (image) dibentuk dengan pelayanan yang diberikan bukan pada gaya dan kebaikan berpakaian.
9. Lebih suka memperkerjakan sanak keluarganya sendiri untuk membantu kegiatan perdagangan.
10. Akan merasa rendah diri jika gagal  hidup mandiri dan hanya mendapat gaji sepanjang hidupnya.
11. Sebagian keuntungan harus disimpan untuk mengembangkan kegiatan perdagangan dan menghadapi kemungkinan apa pun yang terjadi di luar dugaan, sebagian digunakan untuk modal kerja.



Sumber : Buku Kewirausahaan "Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda", Salemba Empat 2011, Jakarta (Universitas Mercu Buana)


Abdullah Gymnastiar - Sukses Bisnis Dengan Akhlak


Abdullah Gymnastiar - Sukses Bisnis Dengan Akhlak

“Kalau kita mau sukses, kunci pertama adalah jujur, dengan bermodalkan kejujuran, orang akan percaya kepada kita. Kedua, professional. Kita harus cakap sehingga siapapun yang memerlukan kita merasa puas dengan yang kita kerjakan. Ketiga, inovatif, artinya kita harus mampu menciptakan sesuatu yang baru, jangan hanya menjiplak atau meniru yang sudah ada.”

Sosok kyai muda ini sering kali muncul di acara televisi secara langsung yang selalu dihadiri oleh ribuan massa menjadi ciri khas dan fenomena tersendiri. Beliau adalah K.H. Abdullah Gymnastiar atau biasa dipanggil Aa Gym, pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung. Aa Gym memulai pendidikan formal awal di SD Damar sebuah SD swasta yang kini sudah dibubarkan. Sekolah ini cukup jauh dari rumahnya, sekitar tiga

kilometer. Masa itu, pilihan satu-satunya ke sekolah adalah berjalan kaki. Menjelang naik ke kelas 3 SD, pindah ke KPAD Gegerkalong. Aa Gym pun pindah sekolah ke SD Sukarasa 3. Bakat saya mulai berkembang dan nilai prestasi sekolah pun cukup bagus. Terbukti ketika tamat, beliau terpilih menjadi ranking terbaik II di sekolah dengan selisih satu nilai saja dibandingkan ranking I. Di bidang seni, bakat beliau juga berkembang, seperti menggambar dan menyanyi. Sejak itu pula Aa Gym sering ditunjuk menjadi ketua kelas dan aktif dalam gerakan Pramuka. Jiwa dagang Aa Gym sudah terbentuk sejak TK, terbawa-bawa hingga di Sekolah Dasar. Misalnya, beliau pernah menjual petasan yang memang pada waktu itu belum dilarang seperti sekarang. Alhasil, beliau pernah mendapat teguran dan pengurus DKM masjid. Namun, pada waktu itu beliau belum begitu mengerti ilmu agama dengan baik. Setelah lulus SMA dan memasuki kuliah Aa Gym tidak lulus tes Sipenmaru. Aa Gym mencoba daftar ke Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Universitas Padjadjaran, yaitu sebuah program D3 di Fakultas Ekonomi. Alhamdulillah beliau diterima. Namun, kuliah di sini hanya bertahan selama tahun. Beliau lebih sibuk berbisnis daripada mengikuti kuliah. Teman-teman kuliah pun lebih mengenal beliau sebagai “tukang dagang”. Selepas PAAP, beliau masuk ke Akademi Tekhnik Jenderal Abmad Yani (ATA, sekarang Unjani). Kampusnya waktu itu sangat sederhana karena menumpang di SD Widyawan atau kadang di PUSDIKJAS. Maklum, karena pemiliknya adalah Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat. Selama kuliah di ATA, beliau mengontrak sebuah kamar di pinggir sawah karena benar-benar ingin melatih hidup mandiri. Soal prestasi, banyak yang telah diraih. Beliau mengikuti lomba menggambar, mencipta lagu, baca puisi, sampai lomba pidato. Allhamdulillah, beliau selalu meraih juara, walaupun yang mengadakannya adalah senat mahasiswa dan kebetulan beliau sendirilah ketuanya. Selain menjadi ketua senat, beliau juga menjadi komandan resimen mahasiswa (Mlenwa) di ATA, maklumlah saingan di kala itu sedikit. Kegiatan berbisnis masa kuliah juga semakin menggebu. Beliau pernah membuat usaha keset dan perca kain. Beliau juga jadi penjual baterai dan film kamera kalau ada acara wisuda. Aa Gym juga sempat menjadi supir angkot jurusan Cibeber-Cimahi sekedar menambah pemasukan. Inti dari semua ini, memang Aa Gym sangat senang untuk membiayai kebutuhan sendiri tanpa menjadi beban siapa pun. Selain itu, beliau juga melatih diri untuk tidak dibelenggu oleh gengsi dan atribut pengekang lainnya. Aa Gym telah menyelesaikan program sarjana muda di ATA walaupun belum mengikuti ujian negara. Berarti, beliau memang tak berhak menyandang gelar apa pun. Bahkan, sampai saat ini
ijazahnya pun belum beliau ambil dari kampus. Memang sesudah itu ada upaya untuk melanjutkan kuliah sampai S1, terutama karena dorongan teman-teman dan beberapa dosen yang baik hati. Beberapa kegiatan perkuliahan pun diikuti. Akan tetapi, setelah menelusuri hati, ternyata hanya sekedar untuk mencari status belaka, dan hal itu tak cukup kuat untuk memotivasi menyelesaikan kuliah. Mungkin hikmahnya untuk memotivasi orang yang belum dan tak punya gelar agar tetap optimis untuk maju dan sukses.

Untuk menyempurnakan ibadah dan melaksanakan sunnah, Aa Gym pun menikah. Tepat dua belas Rabiul Awal tahun 1987 adalah salah satu titik sejarah bagi kehidupan beliau dengan diucapkannya ijab kabul. Gadis yang menjadi pilihan beliau adalah Ninih Muthmainnah. Pernikahan yang dilaksanakan di Pesantren Kalangsari, Cijulang,ini dihadiri oleh banyak ulama karena memang berada di lingkungan pesantren. Beliau menikah dengan resepsi ala kadarnya. Bahkan, untuk menghemat jamuan bagi tamu, digunakan niru (nampan) sehingga satu niru bisa menjamu 8 orang sesudah menikah, kami tinggal di rumah orang tua di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung. Aa Gym bertekad untuk memberi nafkah kepada keluarga dengan uang yang jelas kehalalannya. Jelas tak mungkin rumah tangga akan berkah dan bahagia jika ada makana atau harta haram yang dimiliki. Untuk itu, beliau mulai merintis usaha kecil-kecilan. Usaha-usaha yang beliau rintis antara lain :
1. Buku. Setiap pagi beliau berjualan buku di Masjid al-Furqon, IMP Bandung. Sambil belajar tafsir dan ilmu hadits di sana, beliau memikul kardus berisi buku-buku agama untuk dijual. Jadi, sambil menuntut ilmu juga mencari rezeki. Alhamdulillah, usaha kecil inilah yang menjadi cikal bakal toko buku dan sekarang berkembang menjadi supermarket yang saat ini sudah dikelola dan diserahkan kepada Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Daarut Tauhid.
2. Handicraft. Sambil mengajar di madrasah KPAD, beliau membuat hasil kerajinan bersama anak-anak pada sore harinya. Usaha ini terus berkembang hingga bisa membeli mesin gergaji. Sejak itu kami banyak menerima order plang nama serta order sablonan. Dari usaha sederhana inilah kemudian berkembang menjadi usaha percetakan dan penerbitan buku. Subhanallah, benar-benar semuanya dimulai dari hal yang kecil.
3. Konveksi. Mengingat istri beliau punya keterampilan menjahit, maka untuk menambah penghasilan keluarga, beliau menabung agar bisa membeli mesin jahit bekas. Alhamdulillah, order jahitan berkembang dan bisa mengajak beberapa muslimah untuk ikut bergabung. Kadang seminggu sekali kami berbelanja untuk membeli kain yang dijual kiloan.. Dari kegiatan dan perjuangan inilah cikal bakal lahirnya usaha konveksi.
4. Mie Baso. Menjual mie baso, inilah pekerjaan yang paling mengesankan. Beliau mengelola usaha warung baso kecil-kedilan di Perumnas Sarijadi, bekerja sama dengan pamannya selaku pemilik rumah. Setiap pukul empat subuh beliau sudah pergi ke Pasar Sederhana untuk mencari tulang karena kuah yang enak harus dicampur dengan sumsum tulang. Aktivitas berikutnya dilanjutkan dengan menggiling daging untuk bahan baso, dan pukul sembilan pagi beliau baru bisa melayani pembeli. Karena beliau tak mau ketinggalan shalat berjamaah, setiap kali adzan, warung baso beliau tinggalkan. Beliau pergi shalat berjamaah di sebuah masjid yang letaknya agak jauh dari warung, sementara pembeli beliau tinggalkan dan dipersilahkan memasukkan uang bayarannya ke tempatnya. Memang tampaknya seperti mengajak pada kejujuran, tapi hasilnya pembeli banyak yang bingung justru yang sering datang adalah yang mau berkonsultasi. Akibatnya, tak jarang saya baru bisa pulang ke rumah sekitar jam sembilan malam. Lelah sekali rasanya sementara hasilnya pun tak seberapa. Rupanya masyarakat tak terbiasa dengan cara baru ini. Belum lagi badan yang selalu bau baso karena seharian bergulat dengan baso. Yangn menyedihkan, ternyata istri agak mual dan kurang suka mencium bau baso. Akhirnya, tutuplah warung baso ini dengan segudang pengalamannya.

Menurut Aa Gym seorang wirausahawan sejati sangat dipengaruhi oleh masa kecilnya. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong, maka bersiap-siaplah menuai anak yang tidak berdaya. Oleh karena itu, bagi yang masih muda jangan bercita-cita melamar pekerjaan, tapi berpikirlah untuk menjadi wirausahawan. Dan bagi orang tua, tanamkan kepada anak-anak kita jiwa wirausaha sejak dini. Didik anak-anak agar mandiri sejak kecil. Latih anak-anak kita untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan. Orang tua yang memanjakan anak-anak mereka dengan memberikan segala keinginannya maka akibatnya akan kembali juga kepada orang tua. Beliau pun sempat berjualan semenjak di bangku TK dengan menjual jambu tetangga. Begitu juga ketika di bangku SD dan SMP. Dengan demikian, ketika selesai kuliah, sudah hafal bagaimana cara “bangkrut efektif”, bagaimana “tertipu optimal”, dan bagaimana usaha bisa remuk. Selesai kuliah, ijazah tidak diambil sehingga sampai sekarang saya tidak tahu ijazah saya seperti apa. Namun, dengan izin Allah tidak kurang rezeki sampai sekarang. Mencoba mengurus pesantren dengan jiwa wirausaha jadilah pesantren Daarut Tauhid seperti sekarang ini. Hal ini benar-benar membuat sebuah keyakinan bahwa jikalau jiwa kewirausahaan tertanam sejak awal pada diri kita, kita tidak akan pernah takut dengan apa pun. Karena itu, kalau saja bangsa ini dikelola oleh orang-orang yang berjiwa wirausaha, tidak ada satu pun yang perlu kita takuti dan krisis ini. Hal yang paling tak enak didengar beliau adalah kalau ada yang bertanya, “Berapa sih tarifnva kalau manggil Aa Gym ceramah?” Duh, rasanya sedih sekali dengan pertanyaan seperti itu. Alhamdulillah, bagi beliau berdakwah adalah panggilan kewajiban atas amanah ilmu yang ada. Bisa menyampaikan ilmu saja sudah merupakan rezeki yang luar biasa. Kalaupun ada yang berterima kasih, itu karunia Allah yang tak diharapkan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi banyak pihak. Itulah sebabnya beliau berusaha sekuat tenaga agar memiliki penghasilan sendiri. Apalagi sesudah regenerasi di Yayasan Daarut Tauhid sehingga beliau lebih leluasa dan sungguh-sungguh untuk membangun MQ Corporation, usaha pribadi yang beliau harapkan menjadi sumber rezeki yang halal serta mencukupi untuk keluarga dan biaya dakwah, sehingga dapat menghindari fitnah dan tak menjadi beban bagi umat. Selain itu juga bisa membuktikan bahwa bisnis berbasis moral sangat memungkinkan untuk maju, bermutu, dan bermanfaat banyak. Hal ini juga menjadi laboratorium saya untuk berlatih mengelola bisnis yang profesional sebagai bahan untuk berdakwah dan tentunya juga membuat lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya para tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang cacat. Bagi beliau usaha yang ditekuni adalah sarana bagi teman-teman yang memiliki rezeki berlebih dan ingin usaha yang halal dan maslahat, untuk bergabung dalam sistem bagi hasil. Oleh karena itu, dan setiap keuntungan, selain disisihkan untuk zakatnya juga dikeluarkan biaya pendidikan bagi saudara kita yang dhuafa agar bisa maju bersama-sama. Alhamdulillah dengan didukung oleh tim yang berakhlak baik, konflik menjadi minimal dan kebocoran pun nyaris nihil. Bahkan, sesudah kemampuan pengelolanya dikembangkan, kinerja perusahaan kian baik dan professional. Dulu beliau berpikir pas-pasan, yaitu pas butuh ada. Tapi kini beliau berpikir sebaliknya. Beliau ingin menjadi orang kaya yang melimpah rezekinya serta halal dan berkah. Mudah-mudahan menjadi contoh bagi orang yang mau kaya dengan tetap taat kepada Allah. Dan juga supaya orang tak memandang sebelah mata karena menganggap kita butuh terhadap kekayaan mereka. Di samping itu juga diharapkan bisa sedikitnya memberi contoh bagaimana memanfaatkan kekayaan di jalan Allah. Semoga terpelihara dari fitnah dunia karena memang luas dunia ini amat menggoda dan melalaikan. Kebanyakan orang selalu meributkan modal berupa finansial, padahal menurut beliau modal itu adalah: Pertama, keyakinan kepada janji dan jaminan Allah. Kedua, kegigihan meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, menjadi orang yang terpercaya (kredibel). Kredibel berarti sikap yang selalu jujur dan terpercaya, selalu berusaha melakukan yang terbaik dan memuaskan, serta selalu berusaha mengem-bangkan ilmu, pengalaman, wawasan, sehingga bisa tampil kreatif, inovatif dan solutif. Percayalah bahwa sebelum kita lahir, rezeki sudah lengkap disiapkan oleh Allah Yang Mahakaya. Kita hanya disuruh menjemputnya, bukan mencarinya. Yang harus diperoleh justru keberkahan dari jatah kita. Dan semua itu akan datang kalau kita bekerja di jalan yang diridhoi oleh Allah Swt. Adapun keuntungan bukan hanya berupa uang, harta, kedudukan, atau aksesoris duniawi lainnya. Bagi beliau, keuntungan itu adalah ketika bisnis yang dilakukan ada di jalan Allah, bisnis kita jadi amal shaleh yang disukai Allah, dan menjadi jalan mendekat kepada-Nya. Nama baik kita terjaga, bahkan menjadi personal guarantie. Dengan bisnis kita bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan, dengan bisnis bertambahnya saudara dan tersambungnya silaturahmi, dan dengan bisnis kita semakin banyak orang yang merasa beruntung.
Jadi, walaupun keuntungan finansial tak seberapa didapat atau bahkan tak mendapatkannya, apabila keuntungan seperti di atas sudah didapatkan, beliau tetap merasa sangat beruntung. Beliau yakin pada saatnya Allah akan memberikan keuntungan dunia yang sesuai dengan waktu dan jumlahnya dengan kadar kebutuhan dan kekuatan iman beliau.
Berbisnis bagi Aa Gym bukan sekedar urusan duniawi. Jika bisnis dijalankan dengan cara yang salah hanya akan melahirkan kerakusan dan ketamakkan manusia. Sebaliknya bisnis yang dijalankan dengan niat dan cara yang benar adalah ibadah yang besar sekali pahalanya, karena dengan mengokohkan harga diri bangsa. Seperti disampaikan beliau dalam sebuah kesempatan, bahwa perekonomian yang kuat akan berimbas pada tingkat kesehatan yang baik, sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk berkarya dengan mengakses ilmu lebih banyak, hingga melahirkan sebuah bangsa yang cerdas.

Visi Aa Gym dalam membantu Pesantren Daarut Tauhid sekaligus dengan beragam kegiatan bisnisnya, tidak lepas dari konsep dasar pendidikan di pesantren ini menyatukan antara dimensi dzikir, fikir dan ikhtiar. Dimensi dzikir ini sangat menekankan pada keikhlasan dan penyerahan diri kepada Tuhan. Hal ini merupakan sisi penyeimbang hidup, dimana kita dituntut untuk senantias menyempatkan waktu, untuk berkontemplasi dan menjadikan setiap detik kehidupan kita bergantung kepada Tuhan. Dimensi fikir menegaskan pentingnya rasionalitas dalam setiap tindakan kesehatian kita, sehingga setiap langkah merupakan bagian dari perencanaan yang matang. Sementara dimensi ikhtiar menunjukkan pentingnya etos kerja, melalui hidup penuh kesungguhnya dan kerja keras tanpa kenal putus asa. Ketika dimensi tersebut jika dilakukan secara sinergis akan melahirkan pribadi yang unggul dan tangguh dengan tetap dilandasi oleh nilai kearifan.

Kunci kesuksesan Aa Gym dalam menjalankan roda bisnis di pesantrennya, hingga telah berkembang menjadi 24 bidang usaha dalam 12 tahun, terletak pada pembangunan kredibilitas para pengelolanya yang meliputi tiga aspek utama yaitu, nilai kejujuran, kecakapan (profesionalisme), dan inovatif. Nilai kejujuran yang diajarkan meliputi ketepatan dalam menepati janji, manajemen waktu, memiliki fakta dan data yang jelas, terbuka, kemampuan mengevaluasi, rasa tanggung jawab dan pantang putus asa.

Kecakapan dalam berbisnis ini selain diperlukan pendidikan yang penting juga adalah pelatihan nyata. Seperti ditulis oleh Syafi’i Antonio dalam artikelnya yang menceritakan tentang riwayat Rasulullah yang telah mendapat pendidikan entrepreneurship sejak usia 12 tahun, ketika bersama pamannya Abu Thalib melakukan perjalanan bisnis. Pada usia 17 tahun Beliau telah diberi tanggung jawab untuk mengurus seluruh bisnis pamannya, dan mulai merasakan persaingan dengan para pedagang yang lebih professional. Menginjak usia 25 tahun Beliau mendapatkan dukungan finansial dari konglomerat setempat Siti Khadijah yang kemudian menjadi istri Beliau.

Nilai yang ketika yang dikembangkan Daarut Tauhid yang juga dikenal dengan bengkel akhlak ini adalah inovatif. Beberapa aspek pendidikannya antara lain melatih jiwa progressive, dengan menjadikan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai kewajiban massal, mengadakan studi banding, melakukan pelatihan-pelatihan dan senantiasa memberikan rangsangan untuk melahirkan sikap kreatif dan inovatif.

Ketiga nilai tersebut telah dilakukan secara integral di Daarut Tauhid. Bisnis bagi Aa Gym akan terasa hambar jika nilai-nilai moral dikesampingkan, hanya akan menjadi materi sebagai dewa yang dikejar dan diagung-agungkan, dan akhirnya akan melahirkan jiwa-jiwa Brutus di setiap pelaku bisnis. Aspek-aspek modal dalam bisnis sebetulnya telah diajarkan oleh Rasul jauh 15 abad yang lalu, lewat sifat-sifat kerasulan yang dimiliki Beliau yaitu sidiq (benar), amanah (terpercaya), fathonah (cerdas) dan tabligh (komunikasi). 

Nilai-nilai moral ini bersifat general truth, melintasi batas waktu, agama dan budaya. Jika disinergikan dengan strategi bisnis yang tepat akan mampu membangun kepercayaan konsumen yang kuat. Kepercayaan konsumen ini merupakan aset yang tidak ternilai.

Kepemimpinan yang berkembang umum di kalangan pesantren pada umumnya masih tradisional, kyai sentries, komando tunggal, dan iklim demokrasi kurang berkembang sehingga seringkali timbul blind faith di kalangan santri. Fungsi manajemen yang dijalankan pun kurang mendapat sentuhan bahkan cenderung diabaikan. Pola kepemimpinan Darut Tauhid tidak lagi menempatkan figur sebagai sentral. Aa Gym sebagai pemimpin pesantren hadir hanya karena nilai khusus yang dimilikinya. Meminjam istilah Max Webber, pola kepemimpinan yang lahir seperti ini karena otoritas karismatik. Kepemimpinan di Daarut Tauhid telah menerapkan system pendelegasian kerja, sebagai pengalihan wewenang formal manajer kepada bawahannya. Pemimpin diajarkan untuk memiliki sikap rendah hati dan mau melayani, seperti pernah dikemukakan oleh A.M. Mangunhardjana SJ. Bahwa pada intinya pemimpin adalah tugas pengabdian mereka menjalankan the golden rule of leadership yaitu knows the way, shows the way and goes the way. Dari sisi manajemen Daarut Tauhiid telah menerapkan system lebih dari hanya sekedar menerapkan sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen modern. Dimana sistem manajemen yang berkembang saat ini tidak menjadikan manusia hanya objek pelaku agar materi dan kapital semakin produktif, tapi juga telah melahirkan aspek-aspek spiritual dan emosi dalam pemikiran manusia. Covey sendiri dalam hal ini telah melakukan terobosan baru dengan mengemukakan gagasannya tentang manajemen berbasis kepentingan yang kental dengan nuansa religius.

Daarut Tauhid sendiri menerapkan inti manajemen dan kepemimpinan sekaligus dalam konsep Manajemen Qolbu (MQ) yang ditawarkannya. Dalam MQ hati adalah fakultas utama dalam diri manusia yang sangat menentukan kualitas manusia itu sendiri, jika dimanajemeni dan dipimpin dengan benar akan melahirkan manusia paripurna dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Dalam kesehariannya Daarut Tauhid tidak pernah merengek-rengek meminta sumbangan, apalagi dengan menjaring dana di pinggir jalan. Dilihat dari fasilitas dan asset Daarut Tauhid termasuk pesantren yang maju dalam waktu singkat. DT pada awalnya hanya dikenal sebagai bengkel akhlak tetapi sekarang lebih menonjol di bidang ekonomi. “Memang kami memiliki strategi tersendiri, oleh karena itu visi dan misi Daarut Tauhid sendiri harus dikenali dahulu. Secara garis besar kami ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” demikian penuturan Abdullah Gymnastiar.

Dzikir, fikir dan ikhtiar ini merupakan konsep dasar dari MQ yang diajarkan sehari-hari melalui hal-hal kecil. Untuk menerapkan Daarut Tauhid sendiri memiliki lima aturan dasar pelatihan kepada para santrinya yang juga merupakan bagian dari roda perekonomian Daarut Tauhid. Pertama, seorang santri dilatih untuk berfikir keras, mengenal diri dan potensinya sehingga ia mampu mengenal kekurangan diri lalu memperbaikinya dan menempat dirinya secara optimal. Kedua, mereka dilatih untuk mengenal situasi lingkungannya sehingga bisa mendapatkan manfaat dari lingkungannya secara optimal sekaligus memberikan manfaat balik kepada lingkungan secara professional. Ketika, mereka dilatih untuuk membuat suatu perencanaan yang matang, sehingga segala sesuatunya berjalan dalam jalur yang telah disepakati. Keempat, mereka dilatih untuk mengevaluasi setiap hasil karya mereka, bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan dan senantiasa meningkatkan kinerja mereka. Kelima, ciri SDM yang akan dibentuk adalah yang unggul dalam berikhtiar. Kombinasi ibadah yang bagus, strategi hidup yang tepat dan ikhtiar dengan bersungguh-sungguh akan menjadikan hidup sebagai mesin penghasil karya.

Pola MQ sampai sejauh ini telah menghasilkan SDM yang unggul, hal ini terbukti dari berkembangnya perekonomian di lingkungan Daarut Tauhid dan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadapnya, diantaranya dengan kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan manajemen untuk para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Mereka tertarik dengan konsep manajemen Daarut Tauhid karena diyakini mampu meningkatkan etos kerja dan menurunkan tingkat penyelewengan kerja, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).